DECEMBER 9, 2022
Nusantara

5 Peninggalan dalam Mengenang 20 Tahun Tsunami Aceh

image
PLTD Apung di Gambong Punge Blang Cut menjadi saksi bagaimana dahsyatnya ombak laut yang mampu hembaskan kapal berbobot 2600 ton sejauh 5 kilometer dari perairan (DJKN.Kemenkeu.go.id)

SPORTYABC.COM – Tidak terasa hari ini tepat 20 tahun peristiwa Tsunami Aceh yang meninggalkan banyak kesedihan mendalam bagi para penyintasnya.

Mulai dari kehilangan keluarga, rumah, pekerjaan hingga harapan telah banyak dirasakan akibat Tsunami Aceh tersebut.

Tsunami Aceh selain menjadi pukulan keras bagi masyarakat Aceh yang terdapat namun juga terdapat peninggalan terjadinya Tsunami Aceh yang membawa masyrakat seluruh Indonesia dan dunia untuk ikut berkabung dan haturkan doa kepada para korban.

Baca Juga: PON XXI Aceh-Sumut 2024: Wasit Dihantam Hingga KO, Aceh Tatap Semifinal

Hadirnya peninggalan selama peristiewa Tsunami Aceh diharapkan mampu hadirkan energi positif bagi para penyindas yang terus bertahan hingga detik ini untuk melanjutkan hidup yang lebih baik.

Peninggalan dari peristiwa Tsunami Aceh tersebut menjadi destinasi wisata bagi para pengunjung yang turut mengenang dan merenung peristiwa terdahsyat di masanya.

Berikut ini beberapa peninggalan dari Peristiwa Tsunami Aceh yang menjadi destinasi wisata sekaligu sebagai bahan perenungan dan mengenang bagaimana Kuasa Tuhan dan Alam bergejolak.

Baca Juga: PON XXI Aceh-Sumut 2024: Tim Aeromodeling DKI Jakarta Sementara Raih 2 Emas dan 1 Perak

Kapal PLTD Apung

Peninggalan unik yang menggambarkan bagaimana dahsayat dan tingginya ombak dari perairan Aceh yang menerjang daratan adalah Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung.

Kapal PLTD Apung ini merupakan salah satu kapal yang terdampat ke tengah daratan saat dihempaskan ketika Tsunami terjadi.

Baca Juga: PON XXI Aceh-Sumut 2024: Tanpa Adegan Kontroversi, Jawa Timur Libas Aceh

Lokasi penampakan Kapal PLTD Apung berada di Gambong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh.

Kapal yang memiliki luas 1,900 meter persegi dengan panjang 63 meter dan berbobot 2.600 ton ini terhempas sejauh 5 kilometer dari perairan menuju pusat Kota Banda Aceh.

Saat ini Kapal PLTD Apung tidak lagi digunakan dan menjadi destinasi wisata kelam yang banyak didatangi untuk mencoba menaiki kapal sembari melihat pemandangan Kota Aceh dari kapal tersebut.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika 180 Kreator Milenial dan Gen Z, dari Aceh hingga Papua, Bersaksi Melalui Puisi Esai

Kapal di atas Rumah

Sama seperti Kapal PLTD Apung, Kapal ini terseret oleh tingginya gelombat laut Tsunami sehingga mendarat tepat di atas sebuah rumah seorang warga.

Kapal ini terseret sejauh 3km dari perairan laut menuju daratan, lokasi kapal ini terdapat di Kampung Lampulo.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Potret Batin Indonesia, Aceh hingga Papua, dari Kacamata Generasi Z

Kapal ini dengan bobot 65 ton dengan panjang 25 meter ini menjadi bangunan unik para wisatawan atau peneliti yang datang untuk berwisata mengenang peristiwa kelam tersebut atau ingin belajar mengenai Tsunami Aceh tersebut.

Tidak ada biaya yang dikenakan kepada para wisatawan atau yang ingin berkunjung, namun pihak pengelola menyediakan kotak amal kepada publik yang ingin memberikan donasinya.

Masjid Raya Baiturrahman

Baca Juga: Satrio Arismunandar dalam Diskusi SATUPENA: Peran Perempuan Dalam Proses Perdamaian di Aceh Sering Diabaikan

Masjid yang dibangun pada 1612 oleh Sultan Iskanda Muda dari Kesultanan Aceh menjadi masjid terbesar di Aceh.

Masjid Raya Baiturrahman menjadi salah satu bangunan yang selamat dari peristiwa Tsunami Aceh pada 2004.

Masjid yang dircancang oleh arsitektur dari Belanda ini menjadi peninggalan Tsunami Aceh yang selalu dikunjungi oleh para pendatang dari luar Aceh sekedar melihat sembari menunaikan ibadah salat.

Museum Tsunami Aceh

Untuk mengenang peristiwa kelam ini, pada tahun 2007 pemerintah melalui Badan Rekonstruksi dan Rehabilitas NAD-Nias membangun museum bernama Musenum Tsunami Aceh.

Tujuan pembangunan museum Tsunami Aceh ini untuk megenang peristwa Tsunami Aceh yang terjadi pada 2004 silam.

Museum yang berlokasi di Jalan Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh ini memiliki empat lantai menjadi ranah wajib bagi wisatawan yang mengunjungi Aceh untuk melakukan napak tilas atas bencana alam yang menyebabkan lebih dari 280 ribu nyawa hilang.

Monument Aceh Thanks to the World

Selain dari masyarakat luar Aceh dan Indonesia, dukungan kepada para penyintas Tsunami Aceh juga berdatangan dari negara lain di dunia.

Sebagai rasa terima kasih, maka dibangun sebuah Monumen Aceh Thanks to the World yang berlokasi di lapangan Blang Padang, Kota Banda Aceh.

Monument yang berbentuk lima gelombang tersebut dicat berwarna biru dan putih menyerupai ombak laut.

Pada sekeliling lapangan Blang Padang terhdapat 53 monumen kecil lain yang berbentuk kepal dengan tulisan ‘terima kasih’ dalam berbagai bahasa di dunia sebagai tanda terima kasih kepada 53 negara lebih yang telah membantu Aceh selama peristiwa tersebut.
 

Halaman:

Berita Terkait